Kaya dari Bisnis Properti, Kenapa Tidak?
Bisnis properti dinilai menjadi peluang yang menguntungkan terutama dengan kondisi perekonomian saat ini. Seorang pakar dan praktisi properti dari Amerika Serikat (AS) merumuskan sebuah kerangka kerja yang dinamakan DUST.
Seperti dilansir dari buku “Properti dalam 17 Hari” karangan Supriyadi Amir, dijelaskan rumus DUST adalah demand (permintaan, utility (kegunaan), supply (pasokan), dan transfer (pengalihan). Kerangka kerja DUST ini dapat menciptakan kekayaan melalui properti dan berfokus pada 6 langkap dengan uraian sebagai berikut.
1. Tujuan Bisnis
Tujuan ini menitikberatkan pada pengenalan diri sendiri, termasuk sumber daya pribadi dan keuangan yang dimiliki. Kemudian, memiliki satu program investasi dan strategi pasar yang akan memenuhi tujuan bisnis tersebut.
Setelah menetapkan tujuan bisnis, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan investigasi tentang studi pasar dan analisis investasi. Langkah-langkah dalam mempersiapkan investigasi sebagai berikut.
a. Memerhatikan dan mengerti data segmen yang dituju, arah pergerakan pasar, dan dapat menilai berapa nilai pasar dari suatu properti.
b. Mampu mengidentifikasi properti secara fisik.
c. Menguasai wilayah geografis dari suatu properti
d. Waktu, tanpa batas waktu perlu direncanakan dengan aplikasi kondisi di lapangan.
3. Elemen nilai.
Elemen nilai pada intinya adalah sebagai pengumpulan data properti dan pasar selengkap mungkin. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam elemen ini.
a. Permintaan
b. Utilitas
c. Siapa yang jadi pesaing?
d. Metode promosi
4. Menaksir nilai properti.
Dapat menaksir nilai properti sari berbagai kemungkinan, baik dari sudut pandang konsumen maupun tujuan keuangan yang diharapkan. Ada beberapa hal untuk menaksir nilai dari suatu properti.
a. Pendekatan
b. Pendekatan perbandingan nilai
c. Pendekatan pendapatan
d. Mencari keuntungan dari nilai investasi.
5. Memadukan dan memutuskan.
Untuk memadukan dan memutuskan ada tiga macam teknik yang dipergunakan, yaitu pendekatan perbandingan penjualan. Teknik ini dikenal dengan pendekatan data pasar. Pada prinsipnya, membandingkan keadaan harga penjualan dan fitur-fitur dari penjualan terkini properti serupa yang akan dinilai.
(Sumber Berita: Okezone.com)