Gaji Rp 5 Juta Ingin Punya Rumah Sendiri? Begini Cara dan Strateginya
ANDA ingin memiliki rumah sendiri tahun 2018? Bila iya, selamat, ya! Terpikir memiliki rumah sendiri berarti menjadi indikasi bahwa kamu ingin mandiri dan mapan. Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok setiap orang yang sangat penting untuk dipenuhi. Maka itu, bila memang ada kesempatan atau peluang untuk memilikinya, jangan lagi menunda-nunda.
Tapi, bagaimana cara membeli rumah bila saat ini gaji masih Rp 5 juta perbulan? Jangan keburu kecil hati. Pertanyaan semacam itu memang wajar muncul. Soalnya, harga rumah memang mahal. Terlebih di kawasan padat seperti greater area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Kenaikan harga properti di kawasan itu melaju kencang bak kuda pedati. Hari-hari ini, akan sulit bagi kita menemukan rumah dengan luas tanah, katakan sekitar 100 meter persegi, dengan harga di bawah Rp 500 juta. Terlebih bila lokasinya strategis, berdekatan dengan sarana transportasi publik, atau berada di wilayah yang tengah berkembang pesat. Bahkan untuk rumah vertikal seperti apartemen atau rusunami, harganya juga sudah tinggi.
Harga rumah yang mahal inilah yang sering menjadi faktor penyebab mengapa banyak orang akhirnya memutuskan menunda membeli rumah. Ironisnya, keputusan penundaan ini justru tidak akan membawa kemana-mana karena harga rumah terus berlari. Sedang laju pertumbuhan pendapatan tidak mampu mengimbanginya.
Ujung-ujungnya, banyak orang akhirnya terjebak terus mengontrak rumah, menumpang di rumah orangtua atau mertua, dan lain sebagainya. Padahal, semakin lama menunda pembelian rumah, niscaya semakin sulit bagi kamu memiliki rumah.
Maka itu, walau kini mungkin pendapatan kamu masih relatif terbatas, katakanlah Rp 5 juta per bulan, tidak berarti kamu tidak bisa membeli rumah. Dengan perencanaan keuangan yang tepat, pendapatan yang terbatas bukanlah halangan bagi kamu untuk membeli rumah. Begini strateginya menurut HaloMoney.co.id:
1. Hitung kemampuan finansial
Sulit membeli rumah dengan uang tunai, terlebih bila saat ini kemampuan keuangan kamu pas-pasan. Satu-satunya cara adalah memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR). Bank biasanya meloloskan pengajuan KPR bila besar cicilan maksimal sepertiga dari penghasilan rutin.
Misalkan, penghasilan kamu saat ini adalah Rp 5 juta per bulan. Jadi, kemampuan cicilan bulanan maksimal sebesar Rp 1,5 juta per bulan. Jangan khawatir. Masih banyak tawaran rumah murah yang bisa kamu beli dengan cicilan di bawah Rp 2 juta per bulan.
Sejak 2016 lalu, aturan uang muka pembelian rumah juga sudah dilonggarkan. kamu sudah bisa membeli rumah dengan uang muka hanya 15%. Banyak juga proyek perumahan yang ditawarkan dengan uang muka mulai 5% saja. Ada juga yang memberikan pilihan cicilan uang muka.
Akan tetapi, untuk lebih amannya, siapkan kebutuhan uang muka paling tidak 20% dari harga rumah yang kamu incar. Ingat, semakin besar uang muka pembelian rumah, beban cicilan akan lebih ringan. Begitu juga sebaliknya.
2. Manfaatkan joint income
Bila kamu sudah menikah, kamu bisa mengajukan pinjaman pembelian rumah melalui KPR dengan basis pendapatan bersama pasangan atau joint income. Jadi, bank nanti akan menghitung kemampuan pembayaran cicilan kamu berdasarkan besar pendapatan gabungan kamu dan pasangan.
Anggaplah pendapatan kamu Rp 5 juta dan pasangan juga sebesar itu sehingga pendapatan gabungan adalah Rp 10 juta. Maka, bank akan menghitung kemampuan cicilan kamu adalah 30%-35% dari pendapatan rutin gabungan atau setara Rp 3 juta-Rp 3,5 juta.
Dengan pendapatan gabungan, kemungkinan kamu membeli rumah memakai skema KPR akan lebih mudah tercapai.
3. Buat perencanaan detail
Setelah mengetahui besar kemampuan cicilan setiap bulan, saatnya fokus menyiapkan kebutuhan uang muka pembelian rumah. Mulailah berhitung. Ambil contoh, rumah yang kamu incar saat ini seharga Rp 200 juta. Maka, besar kebutuhan uang muka KPR adalah 20% x Rp 200 juta = Rp 40 juta. Uang sebesar itu bisa dapat kamu kumpulkan dengan menyisihkan 35% dari penghasilan bulanan sebesar Rp 1,75 juta, selama 24 bulan.
Karena periode pengumpulan dana uang muka terbilang singkat, sebaiknya kamu tidak memutar uang di produk investasi. Kamu bisa membuka tabungan rencana di bank. Produk tabungan rencana memungkinkan kamu rutin menabung selama sekian bulan, sesuai kebutuhan.
Cara lain mengumpulkan kebutuhan uang muka memadai dengan cara cepat adalah mencari pinjaman lunak atau tanpa bunga. Manfaatkan fasilitas pinjaman dari kantor, kerabat, atau keluarga. Memanfaatkan gesek tunai kartu kredit atau kredit tanpa agunan tidaklah disarankan karena kedua produk bank itu bunganya tinggi.
4. Cari rumah sesuai kemampuan
Semua orang pasti menginginkan bisa memiliki rumah dengan tanah yang luas, bangunan besar, lokasi strategis, dekat dengan fasilitas publik yang memadai. Ada banyak rumah seperti itu. Tapi harganya bisa dipastikan mahal.
Memiliki mimpi bertempat tinggal di rumah yang ideal, boleh-boleh saja. Tapi, lebih baik realistis saja. Carilah rumah dengan harga yang terjangkau dengan kemampuan kocek saat ini.
Bila memiliki KTP DKI Jakarta, kamu bisa mencoba mengajukan KPR untuk memiliki rusunami berkonsep Transport Oriented Development (TOD), yaitu apartemen yang berdiri satu lingkungan dengan stasiun KRL atau LRT. Misalnya, di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, dan lain sebagainya.
5. Ketatkan ikat pinggang
Kini, setelah kamu sudah menentukan rumah yang akan dibeli dan menjalankan upaya pengumpulan dana pembelian, penyesuaian gaya hidup pun perlu ditempuh. Ibaratnya, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Semakin banyak yang bisa kamu tabung, semakin cepat pula dana uang muka pembelian rumah terkumpul. Jalankan hidup hemat dan tekan dulu kebutuhan-kebutuhan tersier seperti hang out, wisata kuliner, makan di luar, belanja gadget, dan lain sebagainya.
Jalankan rencana keuangan dengan disiplin agar rumah incaran segera menjadi milik kamu. Jadi, kamu tetap bisa membeli rumah dengan gaji Rp5 juta. Selamat membeli rumah!